Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Melakukan Perang Dingin Sampai Akhir (1) 



Melakukan Perang Dingin Sampai Akhir (1) 

0Mata Li Yan menyipit, wanita ini sekarang begitu sok tanpa tahu diri. Jika dia tidak memberinya pelajaran, nantinya dia tidak tahu siapa yang sebenarnya kepala keluarga di sini.      
0

Li Yan melirik kartu bank tersebut lalu memegangnya. Tepat ketika Qiao Mu mengira Li Yan telah didiamkan oleh auranya dan hendak menerima hadiah besarnya. Kemudian dia melihat jari ramping pria itu dengan lembut melipat kartu bank tersebut dan seketika berubah bentuk!      

Qiao Mu melebarkan matanya dan dengan cepat mengambil kembali kartu itu, tetapi kartunya telah tak bisa dipakai lagi!      

Untuk sesaat, Qiao Mu hanya merasa bahwa seluruh tubuhnya diselimuti kemarahan sehingga dia melemparkan kartu itu ke atas meja, "Li Yan, kamu tidak masuk akal dan seenaknya sendiri, kamu bajingan!"      

Qiao Mu dengan marah berbalik dan berlari keluar dari ruang kerja, lalu membanting pintu ruang kerja hingga tertutup, suara keras terdengar dan mengungkapkan betapa marahnya dia saat ini!      

Dia dengan tulus memberinya gaji pertama yang diperoleh, tetapi sebagai imbalannya pria itu memperlakukannya dengan sangat keterlaluan!      

Qiao Mu tidak ingin memberikan uang pada Li Yan, dia hanya ingin menaruh uang yang dia peroleh di tangan Li Yan dan membiarkan dia membantunya untuk mengelolanya. Sehingga di masa depan Qiao Mu merasa dia punya pijakan saat menggunakan dan mengkonsumsi milik Li Yan serta dia tidak perlu merasa sebagai seorang wanita yang tak bisa apa-apa.      

Qiao Mu ingin berintegrasi kedalam hidup Li Yan sepenuhnya juga tidak ingin makan dan minum selama hidupnya secara gratis. Keduanya setara ketika mereka bersama dan dia tidak ingin menjadi kutu beras yang bergantung pada orang lain!      

Qiao Mu dengan marah kembali ke kamar tidur, mengambil piyama dan bantal, lalu pindah ke kamar tamu.      

Dia ingin pisah kamar dari Li Yan!      

Meskipun kamar tamu ada penuh bantal, dia masih menggunakan perilaku seperti itu untuk mengatakan kepada Li Yan bahwa dia sangat marah. Jika pria itu tidak meminta maaf padanya, maka dia akan terus melakukan perang dingin sampai akhir!      

Ketika Qiao Mu masuk dan keluar dari kamar tidur, dia tidak lupa untuk membanting pintu dengan keras untuk mengingatkan seorang pria tentang apa yang sedang dia lakukan. Ketika melewati ruang kerja, langkah kakinya sangat berat dan tidak mungkin bagi Li Yan untuk tidak mendengarnya!      

Di ruang kerja, Li Yan membuka kamera pengintai di koridor di rumah dan melihat wanita kecil itu memegang bantal ke ruang tamu. Ekspresi dengan mata melotot saat melewati ruang kerja di wajah kecilnya, tidak peduli bagaimana melihatnya,dia masih tampak begitu imut dimata Li Yan.      

Li Yan menghela napas tak berdaya dan mengambil kartu bank yang bengkok di tangannya. Dia melihatnya dan memikirkan ekspresi bahagia serta bangga di wajah wanita kecil itu ketika dia memegang kartu ini. Kemudian hatinya pun sedikit melunak.      

Meletakkan kartu di laci, bangkit berdiri dan keluar dari ruang kerja.      

Di kamar tidur, kondisi tempat tidur berantakan, bantal berkurang satu, selimut terangkat dan berantakan.      

Wanita ini hanya ingin Li Yan tahu bahwa dia marah padanya!      

Tapi bagi Li Yan, dirinya-lah yang seharusnya marah!      

Ketika wanitanya menghasilkan uang, hal pertama yang dia pikirkan adalah membayar hutangnya padanya, seolah-olah dia ingin menjauhkan diri darinya. Lalu dbagian mana Li Yan merasa bahagia?      

Beraninya wanita itu membuat masalah dengannya!      

Li Yan datang ke luar kamar tamu dan memutar pegangan pintu sedikit, kemudian mendapati bahwa pintunya terkunci!      

Wanita ini!      

Li Yan mengambil napas dalam-dalam dan mengetuk pintu, "Qiao Mu, buka pintunya."      

"..." Tidak ada jawaban dari dalam ruangan itu.      

"Buka pintunya!"      

"Aku sedang tidur!"      

"Lalu siapa yang sedang berbicara?"      

"Tidur berjalan!"      

Li Yan terdiam, "....."      

"Kamu ingin membuka pintunya sendiri atau ingin aku mendobrak masuk?"      

"Aku tidak ingin melihatmu!"      

Li Yan menekan amarahnya, "Qiao Mu, mari kita bicara."      

"Sudah terlambat, aku tidak ingin bicara sekarang!"      

"Kuberi kamu satu kesempatan terakhir!"      

Qiao Mu memutar matanya ke pintu, pria ini mengancamnya dan mengintimidasinya! Dia tidak akan tertipu dengan ini!      

Kemudian, tidak ada suara lagi dari luar ruangan.      

Qiao Mu berbalik dan bersiap untuk sesaat, bersumpah bahwa perang dingin ini akan dilakukan sampai akhir!      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.